SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Sejarah dan Perkembangan Akuntansi
A. Pendahuluan
Akuntansi adalah kegiatan menghitung, mengukur, mencatat, dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan di bidang ekonomi. Dalam laporan akuntansi atau laporan keuangan terdapat beberapa laporan lain, seperti laporan keuangan umum, laporan laba rugi, laporan penyusutan, laporan perubahan modal, dan neraca. Akuntansi juga dapat diartikan sebagai seni pencatatan, klarifikasi, dan peringkasan data di bidang keuangan. Akuntansi berguna sebagai informasi yang menunjukkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan yang digunakan oleh manajemen atau pihak lain. Penggunaan informasi yang terbatas, karakteristik akuntansi keuangan dan informasi akuntansi keuangan dapat menimbulkan kesalahan dan kesalahpahaman.
Berdasarkan sejarah, dapat diketahui bahwa akuntansi muncul sekitar abad ke-13. Banyak literatur mencatat bahwa sistem pembukuan berpasangan secara bertahap mulai muncul selama abad ke-13 hingga ke-14 di beberapa pusat komersial di Italia Utara. Seperti ilmu-ilmu lainnya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan peradaban manusia. Tokoh yang menemukan akuntansi pertama di dunia bernama Luca Paciolo dengan bukunya yang berjudul'Summa De Arithmetica Proportioni et Proportionita' pada tahun 1494. Menurut sejarah perkembangan ilmu akuntansi terbagi menjadi tiga, yaitu 4000 SM-1300 M, 1300-1850 M, dan 1850 M hingga sekarang. Pencatatan atau pencatatan sederhana ditemukan pada periode pertama. Pencatatan dilakukan untuk mengetahui data transaksi perusahaan selama periode tertentu. Untuk periode kedua yaitu Double Entry Bookkeeping atau pembukuan berpasangan, perkembangan dari periode pertama. Dalam pembukuan ini, pencatatan transaksi ke dalam debet dan kredit harus seimbang. Dan periode terakhir merupakan penyempurnaan dari periode sebelumnya yang tidak lagi hanya masalah debit dan kredit, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
B. Diskusi
1. Memahami Akuntansi
Menurut Suwardjono (2010), akuntansi dapat didefinisikan sebagai studi tentang rekayasa penyediaan jasa berupa informasi keuangan dalam suatu perusahaan dan metode penyampaian atau pelaporan informasi kepada pihak yang berkepentingan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. (Aring dkk., nd). Akuntansi juga dapat diartikan sebagai sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengomunikasikan peristiwa ekonomi dan bisnis suatu organisasi atau perusahaan kepada pengguna yang berkepentingan. Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian tentang informasi yang biasanya membantu manajer, investor, otoritas pajak, dan pengambil keputusan lainnya dalam membuat keputusan alokasi sumber daya untuk perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi bertujuan untuk menyusun laporan keuangan yang biasa digunakan oleh para manajer, pembuat kebijakan, Secara garis besar, akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis. Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi merupakan alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak yang membutuhkan (Putri, 2010). Untuk menyampaikan informasi tersebut digunakan laporan akuntansi yang biasa disebut dengan laporan keuangan. Laporan keuangan itu sendiri terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (IAI, 2009).
- Neraca adalah daftar sistematis aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu yang biasanya dibuat pada akhir periode.
- Laporan laba rugi merupakan gambaran pendapatan dan beban suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu untuk mengetahui keuntungan atau kerugian yang dialami oleh perusahaan tersebut.
- Laporan perubahan modal, adalah laporan yang menunjukkan perubahan antara modal awal dan modal akhir suatu perusahaan dalam periode tertentu.
- Laporan arus kas, laporan ini dapat mengevaluasi perubahan aset perusahaan dan struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
- goog_1635956839Catatan atas laporan keuangan, termasuk kebijakan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan hasil keuangan suatu perusahaan.
Untuk kegiatan perhitungan dilakukan dengan cara menggabungkan angka yang satu dengan yang lainnya, seperti menghitung untung rugi, perpajakan dan lain-lain. Kegiatan pengukuran adalah suatu proses dimana data kuantitatif dapat memberikan informasi yang lebih besar dari pada data kualitatif dalam suatu kasus. Dalam proses pengukuran, data yang biasanya dilaporkan adalah aset, pendapatan, dan kewajiban atau hutang. Proses pencatatan adalah proses mengenali transaksi dan memasukkannya sebagai catatan. Pembukuan dikenal sebagai pembukuan.
2. Sejarah Akuntansi di Dunia
3. Sejarah Akuntansi di Indonesia
Sejarah ilmu akuntansi di Indonesia ditemukan pada zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1642. Dari kejadian tersebut dapat dibuktikan dengan ditemukannya tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang dilakukan oleh Amphioen Socitey yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso, 1995). . Belanda memperkenalkan sistem pembukuan berpasangan sebagai metode yang dikembangkan oleh Luca Paciolo. Organisasi komersial utama pada masa kolonial yang berperan penting dalam praktik bisnis di Indonesia pada masa kolonial, yaitu Perusahaan VOC milik Belanda. Sistem pembukuan yang pertama kali diterapkan oleh VOC bukanlah sistem pembukuan yang kompleks, melainkan sistem yang sangat
sederhana dengan menggunakan single entry bookkeeping yang digunakan untuk mengatur dan mengatur pengeluaran pengeluaran yang berkaitan dengan penggajian personel militer VOC (Nawangsari & Hanun, 2020 Sukoharsono, 2000).
Selama tahun 1880 sampai sekitar tahun 1990, kegiatan ekonomi di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat. Setelah PP Tanam Paksa dihapuskan pada tahun 1870, pembukuan mulai dilakukan dengan sungguh-sungguh. Auditing mulai diterapkan di Indonesia pada tahun 1907 yang mengakibatkan peningkatan kegiatan ekonomi dan munculnyapermintaan akan akuntan terlatih. JW Labrijn adalah seorang auditor yang pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1896. Dan yang pertama kali ditugaskan di Indonesia adalah Van Schagen yang diutus pada tahun 1907 (Soemarso, 1995). Ketika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, Indonesia memasuki era
berdaulat. Kemandirian membawa perubahan besar dalam berbagai aspek, salah satunya ekonomi. Keberadaan akuntan dan akuntan sangat dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi. Untuk itu, Negara Indonesia mengeluarkan UU No. 34 tahun 1954 tentang penggunaan gelar atau sebutan akuntan (Sukoharsono, 2000).
Pada tanggal 17 Oktober 1957, Ikatan Akuntan Indonesia atau IAI resmi didirikan oleh Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe dan Go Tle Siem, serta Prof. Soemardjo yang bertempat di aula Universitas Indonesia. Mereka adalah akuntan pendiri IAI di Indonesia. Tujuan pendirian ini adalah untuk meningkatkan kualitas akuntan di Indonesia sendiri. Akuntansi di Indonesia dimulai pada tahun 1952 oleh Universitas Indonesia dengan mengajar Program Studi Akuntansi. Pada tahun 1961, disusul oleh Universitas Padjajaran, kemudian Universitas Sumatera Utara pada tahun 1962, Universitas Airlangga pada tahun 1962, dan Universitas Gajah Mada pada tahun 1964.
4. Perkembangan Akuntansi di Indonesia
- Yang diperbolehkan mendidik calon akuntan adalah perguruan tinggi negeri di fakultas ekonomi, dan akibatnya perguruan tinggi swasta tidak diperbolehkan menghasilkan akuntan.
- Pendidikan mengarah pada pendidikan akuntan publik. Pada tahun 1980-2000, lulusan perguruan tinggi swasta dapat memperoleh penunjukan akuntan melalui mekanisme Ujian Akuntansi Negara (UNA). Selain itu, berdasarkan UU no. 2 Tahun 1989 tentang SistemPendidikan Nasional untuk memperoleh penunjukan akuntan dengan syarat yang bersangkutan memiliki gelarSarjana Ekonomi. Pada tahun 2001 hingga sekarang, lahir mekanisme baru seiring dengan terbitnya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 056/U/1999.
Menurut Olson, perkembangan akuntan di Indonesia terbagi menjadi dua periode, yaitu periode kolonial dan periode setelah kemerdekaan. Pada masa kolonial, pada masa penjajahan Belanda, anggota profesi akuntansi adalah akuntan Belanda dan beberapa akuntan Indonesia. Sedangkan periode pasca kemerdekaan dibagi menjadi enam periode, yaitu:
- Periode I (sebelum 1954) , Periode I sudah ada jasa akuntansi yang bermanfaat bagi masyarakat dalam berbisnis. Hal ini disebabkan ekonomi yang semakin sulit, berkurangnya persaingan, dan meningkatnya pajak pengusaha.
- Periode II (1954-1973) , Setelah UU no. 34 tahun 1954 tentang penggunaan gelar akuntan, perkembangan profesi akuntan dan auditor di Indonesia lambat, karena perekonomian di Indonesia pada waktu itu sedang tidak menguntungkan. Namun, perkembangan ekonomi mulai pesat pada saat nasionalisasi oleh perusahaan-perusahaan milik Belanda.
- Periode III (tahun 1973-1979) , Pada akhir tahun 1976, Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Nomor 52 Tahun 1976, yang menetapkan bahwa pasar modal adalah yang pertama sejak era Orde Baru. Kebutuhan akan profesi akuntan publik meningkat pesat sejak adanya pasar modal.
- Periode IV (1979-1983) , Beberapa akuntan publik melakukan malpraktik yang sangat merugikan dalam penerimaan pajak yaitu dengan bekerjasama dengan manajemen perusahaan yang melakukan penghindaran pajak. Ada juga akuntan publik yang tidak meneliti kembali laporan keuangan yang telah disampaikan kepada perusahaan.
- Periode V (1983-1989) , Pada tahun 1988 dikeluarkan instruksi untuk melaksanakan Keputusan Menteri Keuangan melalui Keputusan Direktur Jenderal Moneter No. Kep.2894/M/1988 tanggal 21 Maret 1988. Sebelum diterbitkan Keputusan Direktur Jenderal Keuangan, pada tahun 1987 profesi akuntan mendapat tempat yang terhormat dan strategis dari pemerintah yaitu dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.2894/M/1988. 859/KMK.01/1987 tentang Emisi Surat Berharga.
- Periode VI (tahun 1990-sekarang) , Selama periode ini, profesi akuntan publik masih berkembang seiring dengan perkembangan dunia bisnis dan pasar modal di Indonesia. Namun, masih banyak kritik yang dikeluarkan oleh kalangan bisnis dan akademisi. Namun, keberadaan profesi akuntan tetap diakui oleh pemerintah.
C. Kesimpulan
Akuntansi adalah kegiatan menghitung, mengukur, mencatat, dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan di bidang ekonomi. Secara garis besar, akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis. Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi merupakan alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak yang membutuhkan.
Dalam buku 'Financial Accounting Theory' (2012), Scott menjelaskan secara singkat bahwa sejarah akuntansi dimulai ketika Luca Paciolo menciptakan sistem pembukuan ganda pada tahun 1494. Sistem Double Entry pada awalnya dilakukan hanya dengan menulis di atas kulit atau di atas batu. Penemuan pertama catatan ini ditemukan di berbagai tempat, seperti Mesir, Yunani Kuno, dan Babel. Sistem Double-Entry kemudian berkembang dengan sistem yang menyebutkan negara asal, seperti sistem Belanda yang biasa dikenal dengan Sistem Kontinental, sistem Inggris dan sistem Amerika yang biasa disebut dengan Sistem Anglo-Saxon. Pada akhir abad ke-19, Amerika Serikat memantapkan Teori Anglo-Saxon menjadi Teori Akuntansi.
Sejarah ilmu akuntansi di Indonesia ditemukan pada zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1642. Setelah dihapuskannya Peraturan Tanam Paksa pada tahun 1870, akuntansi mulai dilakukan dengan sungguh-sungguh. Sehingga timbul dorongan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan munculnya permintaan akan akuntan yang terlatih. Ketika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, Indonesia memasuki era berdaulat. Akuntansi di Indonesia dimulai pada tahun 1952 oleh Universitas Indonesia dengan mengajar program studi akuntansi.
Pada masa penjajahan sampai tahun 1955, untuk memperoleh gelar akuntan melalui pendidikan formal
dan nonformal (kursus). Akuntan diberikan gelar sekitar tahun 1955-1979. Pada tahun 1980-2000, lulusan perguruan tinggi swasta dapat memperoleh penunjukan akuntan melalui mekanisme Ujian Akuntansi Negara (UNA). Pada tahun 2001 hingga sekarang, lahir mekanisme baru seiring dengan terbitnyaKeputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 056/U/1999. Menurut Olson, perkembangan akuntan di Indonesia terbagi menjadi dua periode, yaitu periode kolonial dan periode setelah kemerdekaan. Pada masa kolonial, pada masa penjajahan Belanda, anggota profesi akuntansi adalah akuntan Belanda dan beberapa akuntan Indonesia.
D. Daftar Referensi
Aring, A., Tinangon, JJ, Elim, I., Akuntansi, J., Ekonomi dan Bisnis, F., Sam Ratulangi, U., & Kampus Bahu, J. (nd). PENERAPAN AKUNTANSI PENGAKUAN AKTIVA TETAP PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN MINAHASA. In Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi (Vol. 15, Edisi 2).
Asosiasi Akuntansi Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Ikhsan, A., & Suprasto, HB (2008). TEORI & PENELITIAN AKUNTANSI MULTIPARADIGMAL.
Nawangsari, AT, & Hanun, NR (2020). Perkembangan Riset Sejarah Akuntansi di Indonesia pada NAH
Bingkai Perspektif. Jurnal Ilmu Akuntansi, 4 (2), 57-69. https://doi.org/10.21070/jas.v4i2.894
Putri, A. (2010). PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI INDONESIA. Pada bulan Agustus (Vol. 2).
Scott, WR (2012). Teori Akuntansi Keuangan (Edisi ke-6).
Soemarso, SR (1995). Akuntansi: Sebuah Pengantar.
Sukoharsono, EG (2000). Jurnal Internasional Akuntansi dan Masyarakat Bisnis 8. Pembukuan untuk Profesional Akuntansi: Kekuatan Universitas di Indonesia, 58–58.
Suwardjono. (2010). Teori Akuntansi: Pengungkapan dan Sarana Interpretasi (Edisi Ketiga).
Yulianto, E. (2012). Anomali Perkembangan Akuntansi.
Dirancang oleh :
- Shierinda Aurora Marcella (21,0102,0007)
- Muhammad Vikrul Khadik (21.0102.0012)
Comments
Post a Comment